Red Bull Night Riders
Peselancar Bali Memukau Penonton!
BALI, 29 Juni 2011 - Kompetisi Surfing Tow At malam hari pertama di Indonesia, Red Bull Night Riders didominasi peselancar asal Bali di peringkat pertama dan kedua.
Juara pertama diraih oleh I Wayan Betet Merta yang berhasil mengalahkan lawan-lawannya dan memukau dewan juri. Dengan kemenangannya ini, Betet panggilan akrabnya berhak mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp 5 juta dan trophy.
Mengikuti Betet, rekan seprofesi lainnya, Made Garut bertengger di urutan kedua, sedangkan posisi akhir diduduki oleh peselancar Australia, Beau Walker. Untuk hadiah juara kedua dan ketiga adalah Rp. 3 juta dan Rp 1,5 juta dan trophy.
Atraksi Surfing Tow At malam hari, Red Bull Night Riders yang dipadati sekitar seribu pengunjung pantai Kuta, Bali ini memang menjadi agenda kompetisi Surfing yang terbilang unik. Di bawah cahaya lampu dan kegelapan malam, sekitar 12 Surfer peserta harus mengeluarkan keahliannya dalam mengendalikan papan selancar yang ditarik oleh Jet Ski untuk menaklukkan deburan ombak dengan aksi memukau serta pendaratan yang mulus.
Dewan juri yang bertugas memantau atraksi seluruh peserta yang dimulai sejak pukul 19.00 22.00 WITA terdiri dari: Jamie O'Brien (Master Pipeline dunia), Mike Romelse dan Andrew (I Putu Sury Nalendra). Ketiganya secara mutlak menentukan ketiga pemenang yang berhak menyandang gelar the best night riders pertama di Asia ini.
Menanggapi kemenangan yang didominasi peselancar Indonesia asal Bali mendapat decak kagum perwakilan Red Bull Indonesia. Seperti dijelaskan Field Marketing Manager, Red Bull Indonesia, Irina Kosobukina, "Kami kagum dengan prestasi yang diraih peselancar Indonesia di ajang kompetisi Surfing Toe At pertama di Asia ini. Terbukti bahwa peselancar lokal mampu bertanding secara professional dengan peselancar mancanegara".
Dilanjutkannya, 'Kami bangga dapat menggelar kompetisi Surfing dengan tantangan yang berbeda. Selain memberikan wadah kompetisi yang berkualitas bagi surfer sekaligus menyuguhkan tontonan olahraga yang menarik bagi pengunjung pantai Kuta".
Betet sang juara Red Bull Night Riders merasa bangga dapat menjadi pemenang kompetisi Surfing Tow At pertama di Asia ini.
Secara antusias pria Kuta usia 30 tahun ini menjelaskan kesulitan menguasai keadaan di malam hari. "Sulit memang bermain Surfing Tow At di malam hari yang hanya disinari lampu sorot saja. Harus pintar memprediksikan arah ombak agar mampu melakukan atraksi di udara dan pendaratan yang sempurna".
"Selain kemampuan menguasai papan selancar, faktor lucky saya rasakan karena pengemudi jet ski mampu membaca ombak-ombak seperti yang saya inginkan dan tentunya perfect time", ungkap Betet yang kerap mengikuti kompetisi Surfing di berbagai negara seperti Australia, California, Hawaii dan Jepang itu.
"Yang paling membanggakan adalah dapat mengalahkan surfer mancanegara", tutu pria yang berlatih Surfing sejak umur 10 tahun ini.
Satu-satunya juara asal Australia di peringkat ketiga juga merasa gembira dapat berpartisipasi di kompetisi Red Bull Night Riders ini. Diutarakan Beau Walker yang berusia 26 tahun ini, "Sangat fun dan asik bermain di Red Bull Night Riders yang baru pertama kali digelar di Asia ini. Sangat menantang karena kondisi malam hari dengan keterbatasan penerangan, tetapi hal ini juga dialami seluruh peserta".
"Ini menjadi pengalaman berharga saya. Bermain disini tantangannya berbeda karena atmosfir sangat mendukung dimana pantai nya sangat indah dan aman, berbeda dengan pantai di Australia yang dipenuhi hiu. Sangat berbahaya untuk bermain Surfing dengan kondisi alam tersebut", papar Beau.
Dalam rangka menyemarakkan kompetisi Red Bull Night Riders, juga digelar photo competition yang diikuti sebanyak 35 photographer. Seluruh peserta tampak antusias mengabadikan momen terbaik Red Bull Night Riders yang memperebutkan total hadiah Rp. 3 juta ini.
Label: peselancar bali, red bull night riders
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda